Minggu, 25 Januari 2015

Kisah telephon genggam




            Orang orang berkata jika memiliki banyak kesamaan berarti mereka cocok. Tapi tidak denganku, menurutku itu merupakan hal keberuntungan. Keberuntungan saja umur nya sama, bulan dan tanggal nya sama, makanan kesukaan nya sama, bahkan sampai warna kesukaan nya bisa saja sama.
Semua itu aku berbeda. Dari segi makanan. Aku sangat menyukai makanan yang berbau pedas. Sedangkan dia sama sekali tidak bisa makan pedas. Aku sangat menyukai warna warna cerah. Sedangkan dia warna kesukaan nya adalah warna warna yang berbau gelap. Kami berbeda, justru itu yang membuat kami satu. Itu menurut aku pribadi.
            Ini cerita kami. Aku dan kamu adalah korban keegoisan jarak dan ketidakberdayaan waktu. Menurutku kami sangat hebat, sudah berjalan sejauh ini bersama – berdua. Memang sii di tempat yang berbeda. Kita tak tampak lelah, berjuang melawan jarak dan waktu yang aku anggap semua itu sebagai orang ketiga.
            Memang, sangat bertolak belakang dengan pasangan lain yang dengan mudahnya menggengam, saling bertatap muka, melewati hari hari bersama, berdekatan. Kami pun tak dapat berdampingan ketika tiba tiba kesedihan menghampiri, sekedar mengusap punggung untuk menenangkan. Tak semudah itu.
            Untung nya kita hidup di jaman modern, cukup klik satu tombol sudah pasti terhubung. Hehe. Setiap harinya aku selalu tak sabar untuk menunggu malam ketika senja menjelang. Untuk saling menyapa, menyuarakan rindu, berbagi cerita tentang indahnya hari, mungkin juga tentang betapa tak berbelaskasihannya jarak itu. Apa saja lah. Walau hanya sebatas telephon genggam.
            Banyak orang yang heran melihat aku tertawa, tersenyum, menangis, bahkan sampai memeluk telepon genggam milikku. Aku pribadi pun kadang tak memikirkan lingkaran mata panda yang setiap malah setia menemani kelopak mata. Akibat kurang tidur atau keasyikan bercerita. Itu sudah jadi makanan sehari hari aku.
            Mendoakan nya adalah hal yang paling sederhana yang selalu aku lakukan. Karena kata orang mendoakan berarti memeluk dari jauh. Hahaa.. aku sii percaya percaya aja, karena ga ada salahnya kan mendoakan orang.
            Semuanyaa iniBener bener ngajarin banget apa itu arti dari mahal nya kesetiaan. Tentang kepercayaan, ooo iyaa tentang kepercayaan, kalimat yang pentinnnggggggg buaaanggeett untuk diinget, prasangka buruk itu adalah kebodohan yang paling bodoh. Juga ngajarin kita arti perjuangan. Semuanya nuntut aku buat terus berjuang, sampai aku nemuin titik bahagia yang akan membuat dunia cemburu.

Ini kisahku. Di tulis tanggal 21 desember 2014 16:34WIB di tulis oleh cewe puitis yang ngiler banget kalo liat cowo romantic –Rosalina Wahyudi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar